MBLEGEGEG UGEG-UGEG SAKDULITA HMEL HMEL

Hai, temans! Kamu sedang sedih, kecewa, bingung, merasa terpuruk? Mungkin tulisan sederhana ini bisa menghiburmu. Hampir sepenuhnya aku menyalin kembali caption di akun instagram salah satu penulis favoritku: Fahd Pahdepie

Sebelumnya, aku akan membahas siapa itu Semar. Barangkali yang membaca blogku ada yang belum tau sekilas tentang Semar. Jujur, saat masih kecil nonton TVRI di hari Minggu. Ada siaran tentang wayang manusia. dan aku yang belum menangkap alur cerita, merasa serem dan takut lihat sosok wayang semar. PAdahal sekarang aku baru paham, bahwa banyak sekali makna hidup yang diperankan oleh tokoh semar.

Semar salah satu tokoh wayang punakawan versi Islam. Sunan Kalijaga menciptakan tokoh punakawan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Semar (meski sudah ada sejak masa kerajaan Majapahit) diperkirakan berasal dari bahasa Arab, yaitu simaar atau ismarun yang berarti paku. Paku adalah alat untuk menancapkan suatu barang agar tegak dan kuat. Ismaya merupakan nama lain Semar yang berasal dari kata asma-Ku atau simbol kemantapan dan keteguhan.

Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an, yaitu: Suatu lambang dari pengejawantahan ekspresi, persepsi dan pengertian tentang Ilahi yang menunjukkan pada konsepsi spiritual. Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.

download

Semar itu punya sesanti, tagline, yang luar biasa.   “Mblegegeg, ugeg-ugeg, sakdulita, hmel-hmel. Eee… Lelo lelo.”

Banyak orang mengira kata yang diucapkan Semar adalah ‘mbegegeg’ yang berarti ‘berdiri diam tanpa bicara’. Tetapi, kata yang tepat  adalah ‘mblegegeg’, dibentuk dari dua kata ‘bleg’ atau ‘ambleg’ yang berarti jatuh dan ‘begegeg’ yang berarti diam tak bisa bicara. Kadang, kita ini adalah manusia yang jatuh lalu tak berdaya. Dijatuhkan hingga tak berkutik, tak bisa apa-apa lagi, tak bisa lari ke manapun, karena memang kita diminta untuk diam dan menerima.

Tetapi, ‘ugeg-ugeg’, teruslah bergerak. Meskupun jatuh itu sakit, membuat kita tak berdaya, teruslah berbuat melakukan sesuatu. Saat kita sudah ‘ambleg’ sekalipun, sudah nyungsep di kedalaman tanah, teruslah ‘ugeg-ugeg’ untuk mencari jalan keluar. Mendengar penjelasan itu aku seperti mendapatkan energi luar biasa, motivasi yang menjadi api yang bergejolak di dalam diriku.

Sakdulita’,  Ambillah dari sekeliling dirimu ‘sak dulita’, cicipi sedikit saja, secuil saja. Seketika aku melihat gambaran diriku yang rakus, seolah ditampar ribuan kali oleh petuah itu. Dan ‘hmel-hmel’, nikmati semuanya, resapi setiap nikmatnya.

Diam-diam, aku menggumamkan nasihat itu, ‘mblegegeg ugeg-ugeg sadulita hmel-hmel’. Tetapi ternyata ada lanjutannya, “E… Lelo leloooo…”. “Ingatlah bahwa semua yang kau lakukan itu ‘lelo’… ‘lelo’… Lillah, lillah… Untuk Allah saja.” Aku ingin menangis sejadi-jadinya.

Betapa luar biasa para ulama zaman dahulu menggunakan wayang sebagai medium nasihat. Betapa cemerlang Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk menyebarkan agama bagi masayarakat Jawa. Aku yang mendengar berabad jarak setelahnya saja, dengan pemahaman bahasa yang serba terbatas, masih tergetar mendengarkan sesanti-sesantinya.

Tiba-tiba ada energi besar yang mengalir deras dalam diriku. Mendesak-desak keluar. Aku seolah menjadi individu yang berbeda. Bagiku, caption sederhana Fahd Pahdepie di Instagram, ribuan kali lebih berharga dari pelajaran siapapun motivator paling hebat di dunia, jutaan kali lebih berharga dari kemewahan manapun di dunia.

 ‘Mblegegeg ugeg ugeg sadulita hmel hmel. Ee.. lelo lelo…’

untitled

(Liqojune. Senin, 23 April 2018. 06.30 am. Konstalasi Orion)

 

Hai Tuan Ahmad

 

Hasil gambar untuk gambar perempuan muslimah menulis

 

Hai Tuan Ahmad…

Bersamamu aku menjadi perempuan yang paling istimewa

Bersamamu aku merasa bersinar seperti bintang polaris

Bersamamu aku merasakan kedamaian yang menetap

Layaknya polaris yang damai menetap di Utara

aku bahagia tiada terkira

iya, aku bahagia karena menjadi alasanmu tersenyum

wpid-img_8908.jpg

 

Hai Tuan Ahmad…

kau selalu berkata aku yang terindah dari sudut pandangmu

bagiku kaulah alasan dari kesendirianku selama 24 tahun

seharusnya aku menuntutmu

telah membuatku menunggu selama itu

namun bahagia yang kurasa

membuatku lupa telah menunggu lama

Hasil gambar untuk gambar menunggu di taman

 

Hai Tuan Ahmad…

di mataku engkau bagai langit yang selalu menaungi hatiku

di hatiku engkau bagai pelangi yang menghiasi duniaku

bersamamu aku merasa bahagia yang sesungguhnya

sungguh, aku bahagia tiada terkira

langit

Hai Tuan Ahmad…

Kesehatanmu adalah kebahagiaanku
aku tak akan bisa tidur nyenyak jika hatimu merasa resah
dan ketika kamu marah duniaku terasa sempit dan susah
sayangnya duniaku tak pernah
Karena stok kesabaran di hatimu berlimpah
Hasil gambar untuk gambar suami istri muslim kartun
Hai Tuan Ahmad…
Kamu membantuku untuk menggapai surgaku
Dalam cintamu terdapat kecintaan Allah
Dalam ridhamu terdapat keridhaan Allah
Aku ingin hidup bersamamu hingga ke Syurga-Nya
Karena hadirmu adalah manifestasi cinta Allah kepadaku
Hasil gambar untuk gambar kartun cinta suami istri muslim
Hai Tuan Ahmad…
engkau sang mujahid nafkah halal penuh keberkahan
Tetap jadikan Alquran sebagai pedoman
Tetap ikuti Assunnah dan Alhadits sebagai panutan
Agar bahtera kita tak limbung kebingungan
Tetaplah setia kepada Tuhan
Di jalan Kebenaran
Sekian.
Hasil gambar untuk gambar kartun alquran
_______________________________
(Kisytinuh. Selasa. 14032018. Konstalasi Orion. 01.30 am)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Serendipity Seorang Musafir Kehidupan

Hai Selasa yang penuh asa. Sedari lahir sepertinya aku memang sudah ditakdirkan menjadi seorang Musafir. Bahkan lahir saja di daerah orang lain, bukan kampung halaman mama atau ayah. Banyak orang yang naik gunung untuk mencari inspirasi atau sekedar mencari tempat pelarian dari penatnya kegiatan yang monoton di perkotaan. Bukan aku namanya jika hidupku sama seperti yang lain. Setelah seminggu yang lalu mengantar Mimih (My husband’s mother a.k.a My Mother in Law), aku tidak langsung naik Gunung Ciremai untuk bersemedi kembali, tapi melarikan diri sementara dari rutinitasku. Tentu saja suamiku adalah guide  terbaik saat aku sedang melarikan diri. hehe. Bukan, tulisan kali ini bukan tentang perjalananku saat melarikan diri. Namun ada sesuatu yang kutemukan saat detik-detik terakhir dalam mengakhiri pelarianku menuju realita yang harus kuhadapi.

 

serendipity

S   E   R   E   N   D   P   I   T   Y . Satu kata yang dua minggu terakhir mengganggu pikiranku setelah melihat sebuah judul film di aplikasi Hooq yang berjudul Serendipity. Film yang berjudul Serendipity tersebut ternyata film yang diproduksi pada tahun 2001. Aku gak terlalu tertarik untuk menontonnya, hanya tertarik dengan judulnya. Judul yang berkali-kali aku cek di Google Translate yang ada hanya muncul definisinya dalam bahasa inggris juga:

untitled

Aku kira serendipity bukan berasal dari bahasa Inggris. Lantas, aku pendam dulu rasa penasaranku karena wara-wiri menjadi Musafir kembali. Hingga suatu hari, sahabatku yang “freak” juga seperti diriku, tiba-tiba bertanya tentang solusi untuk penyakit Lipoma selain operasi. Aku bilang tidak mengetahuinya, dan sekonyong-konyong sahabatku mengunggah sebuah informasi tentang obat herbal untuk Lipoma. Bukan! Bukan mau bahas obat Lipoma, tapi IG Story-nya ada satu kata yang selalu membangkitkan rasa penasaranku. yap! Dia mengetik kata Serendipity. Lagi-lagi, aku kurung kembali rasa penasaranku, karena banyak hal yang harus kulakukan di tempat pelarian. Dan pada Hari Selasa yang penuh rasa, aku tak sanggup lagi mengurung rasa penasaranku. aku  googling , dan hanya sedikit yang menjelaskan tentang serendipity. Aku pelajari dan pahami makna kata tersebut selama perjalanan di commuterline dari stasiun Cilebut sampai ke gondangdia. satu jam perjalanan tak terasa saking fokusnya memahami satu kata yang berhari-hari membuatku penasaran.

Dalam blog yang kukunjungi, ditulis bahwa :

Serendipity adalah istilah dari bahasa Inggris yang artinya ‘kebetulan’ biasanya menggambarkan suatu kejadian yang kebetulan atau kejutan yang menyenangkan yang terjadi dalam hidup kita.

Arti kata serendipity mungkin akan sulit kalau kita cari di kamus-kamus Bahasa Inggris abal-abal. Kalaupun kita ingin benar-benar mencari tahu arti sesungguhnya, mungkin kita bisa temukan dalam Kamus Besar OXFORD atau WEBSTER yang terbitan baru, sebab jelas tidak akan ketemu jika kita mencarinya diterbitan lama karena mungkin dalam periode pembuatan Kamus Besar WEBSTER Second Edition tersebut belum ditemukan kata “SERENDIPITY”.

8-serendipity

itu definisi dari gambar yang aku ambil dari google. lupa simpan linknya.

Hidup memang penuh dengan ‘kebetulan’ (one thing leads to another).

Bahkan penemuan pun kabarnya banyak yang merupakan serendipity dari penemuan stainless steel, oven microwave, minoxidil (obat kebotakan), penisilin, penemuan-penemuan arkeologis hingga penemuan yang benar-benar merubah wajah dunia seperti bubuk mesiu, DNA, ‘Eureka!’-nya Archimedes, dan Newton yang tak sengaja melihat apel jatuh dari pohon (konon keberadaan Newton di kebun itu sendiri pun juga kebetulan karena kampusnya ditutup gara-gara sedang ada wabah). Tapi serendipity tidaklah harus sesuatu yang dahsyat (atau ‘wah’) dan langsung mempengaruhi hidup orang banyak seperti itu. Keseharian kita sendiri pun juga penuh dengan serendipity (dengan skalanya masing-masing).

Misalnya, kita bertemu dengan seseorang yang kita pikirkan, tanpa kita berusaha untuk mencarinya. Atau, kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, tanpa kita berusaha mendapatkannya.

Nah, aku percaya dengan serendipity (‘kebetulan’). Tapi dengan catatan bahwa dikatakan ‘kebetulan’ bukan sesuatu yang dianggap meremehkan, namun sebuah ‘kebetulan’ yang tampaknya sudah direncanakan dengan sangat baik oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. ‘Kebetulan’ yang terlihat kebetulan hanya karena keterbatasan pengetahuan kita sebagai manusia.

 

Jadi jika di jalan kita menemukan sejumlah uang receh, lalu kita gunakan untuk tambah-tambah belanja, itu tidak termasuk serendipity. Bukan, itu bukan. Tetapi jika kita pergi ke suatu kota untuk studi lalu berkenalan dengan orang yang kemudian menjadi jodoh kita misalnya, bolehlah itu dianggap serendipity.  Atau orang yang pernah kita lirik sekali tanpa sebuah perkenalan ataupun obrolan di tengah keramaian sebuah kegiatan, dan tiba-tiba beberapa tahun kemudian dia datang ke rumah untuk meminang. Ditambah lagi seseorang itu ternyata masih kerabat jauh, sahabat abang sepupu, dan dapat alamat rumahku dari lelaki yang sebelumnya datang dan memberiku harapan palsu. Lalu ada lagi ‘kebetulan’ yang sampai saat ini bikin aku meleleh bahagia, selalu saja setiap lagi kangen mama/ayah/suami atau lagi bicarain salah satu dari mereka, sepersekian detik kemudian yang dikangenin atau yang dibicarakan langsung menelpon; sering juga bangun tidur tengah malam, niat hati pegang hape untuk menelpon suami, eh dalam beberapa kedipan mata suami menelpon. Itu salah satu serendipity terindah yang pernah aku alami. Menurutku, serendipity berhubungan dengan faktor keberkahan dari doa-doa yang mengudara dan law of attraction. Makanya aku sangat kagum dengan cara kerja alam semesta yang telah diatur oleh Allah Ta’ala. Maa sya Allah.

 

Lantas, Bagaimana dengan serendipity yang paling berkesan di dalam hidup, teman-teman? Yang menjadi titik balik dalam kehidupan kita sebagai seorang Musafir Kehidupan. silakan jika teman-teman telah membaca postinganku ini, mengisi kisaha serendipity dalam kehidupan teman-teman. In sya Allah akan aku baca dan aku respon. Kapanpun itu.

 

Semesta sedang bekerja. Sang Pencipta mengaturnya. Manusia menjalaninya.

Aku sedang jatuh cinta; pada cara kerja Semesta yang telah diatur Sang Pencipta.

2dcbeb771ae30cb12076b80eba39807e--balloon-quotes-serendipity-quotes

 

(Gerbong Eko-AC2 seat 12A Cirebon Ekspres – Haur Geulis – 28112017 – Selasa – 02.15 pm – kisytinuh)

 

‘Sindrom Kertas Kosong’

Hampir satu hahun aku mandeg ide
Tiada yang bisa kutulis
Bukan, bukan karena tiada kegelisahan
Hanya saja semua kata membeku
Sekonyong-konyong aku seperti terserang sindrom
Sindrom kertas kosong, kusebut begitu
Dengan simtom berbentuk rasa grogi
Grogi jika bertatap wajah dengan kertas kosong
Semua persediaan kata seolah lenyap dari nuerotransmitter
Seperti gajah yang kehilangan gading
Layaknya Harimau yang copot taringnya
Bahkan untuk menulis sebait puisi
Sebait puisi yang penuh arti
Puisi yang datang dari hati
Ah… aku tak kuasa

Hai Nyonya!
Bukankah sekarang kau telah menulis di blogmu
Dan sudah ada keberanian untuk mengunggahnya
Kata demi kata mulai mencair
Benar yang perempuan itu katakan padamu, Nyonya!
Tulislah, tulis apa saja
Sekalipun hanya sekedar bercerita tentang ke-mandeg-an
Meskipun tulisanmu tak bermakna
Teruslah gali kata – kata yang membeku
Kata-kata yang tersimpan di dalam amigdala pun butuh peregangan
Semakin dalam kata yang kau gali
Akan kau temukan kembali kata-katamu yang kaya arti
Teruslah menulis, Nyonya!
Agar kau tak ditelan sejarah

image

(Konstalasi Orion . Kamis, 16 November 2017. 11.15 pm)

Halimatunisa: Gadis Kecil Yang Penuh Hikmah

Namanya Halimatunisa. Dia salah satu anak dari abangnya mama. Usianya 13 tahun. Kini dia menjadi anak bungsu di rumahku, setelah si Sameera. Kami memanggilnya Nisa. Nisa mulai tinggal di Manislor saat momen Clean The City 01 Januari 2017. Dia yang memaksa ayahnya untuk ikut ke Manislor. Ingin tinggal di Manislor. Ayahnya pun kaget, sama halnya seperti aku dan keluarga besar mama. Nisa selama ini justru paling tidak suka berlama-lama liburan di Manislor. Namun, di awal tahun 2017 dia membuat keputusan itu. Dan dia ikut ayahnya mudik tanpa sepengetahuan ibunya. Ibunya sibuk ikut qosidahan di RT dan RW. Setelah 2 pekan tinggal di Manislor, dia baru menceritakan alasannya ingin tinggal di Manislor. Dia selalu mimpi almarhum abah (ayahnya mama dan ayah dia). Dia merasa bersalah dan sedih, dulu dia tidak mau tau kabar abah. Sibuk dengan dunianya. Makanya, sekarang dia tidak mau menghilangkan kesempatan untuk kedua kalianya. Dia ingin menemani emak yang sudah tua. Dia pun kabur dari pondok pesantrennya.

Iya, dia dikompori oleh ibu dan saudara ibunya untuk pondok di pesantren. Pesantren yang khusus untuk baca alquran dan mendetoksifikasi orang sejenis Nisa yang kecanduan gadget, serta mendoktrin agar Nisa tidak ikut apa yang diyakini oleh ayahnya. Dan yang membuat kami kaget, ternyata pesantrennya masih di bawah binaan Arifin Ilham dan konco-koncone. Waw, bertolak belakang dengan keluarga di Manislor. Nisa sekarang memiliki cita-cita untuk bisa membaca Alquran dengan benar. Soalnya dia sangat sadar dengan disleksia yang dia bawa dari lahir. Baginya, dengan menguasai Alquran, itu sudah cukup menjadikannya seorang anak yang shalihah dan bisa selalu mendoakan kedua orangtuanya dengan makharijul huruf yang baik. Itulah latar belakang dia masuk pondok pesantren. Katanya dia mau menguasai Alquran dulu, baru melanjutkan sekolahnya di tingkat SMP.

Ayahnya sangat bahagia dia mau pindah ke Manislor. Sudah sejak lama ayahnya ingin anak-anaknya pindah. Namun pengaruh ibunya sangatlah kuat untuk anak-anaknya. 2017, tahun penuh karunia bagi Nisa. Karunia (yang menurutku) dari jawaban atas doa-doa, salah satunya doa-doa dari almarhum abah selama hidupnya. Kami selalu memikirkan anak-anak dari abangnya mama. Dibesarkan dari ibu yang hanya bai’at di formulir dan lingkungan Jakarta yang butuh tenaga ekstra untuk mendampingi tumbuh kembang anak.

Begitu tau Nisa tinggal di Manislor, aku pribadi sangat bahagia. Adik perempuanku akan bertambah satu. Memang dibutuhkan kesabaran saat berinteraksi dengannya. Sabar menyimak dia berbicara yang terpatah-patah dengan artikulasi yang kurang jelas. Sabar mencari metode yang pas untuk dia bisa menerima penjelasanku saat sedang belajar Alquran. Alhamdulillah si Sameera sudah lulus PPTQ juga. Jadi aku tak sendiri untuk berproses bersama Nisa.

Aku pernah bertanya kepada Nisa tentang alasan dia ingin bisa mengaji. Meski sangat sulit meluruskan lidahnya yang agak kelu untuk makharijul huruf yang benar. Dia menjawab dengan penuh optimis dan kepasrahan yang tulus bahwa Allah pasti akan membuka pola pikir Nisa dan membuka otak Nisa jadi cerdas. Dia optimis dengan menguasai Alquran, nanti Allah akan menguasai semua pelajaran di sekolah.

Alhamdulillah. waktu datang dia hanya hapal cangkem dengan artikulasi yang berantakan. Tapi kerja keras tak akan pernah mendustai hasil. Sekarang lidahnya tidak sekelu pertama kali dia datang ke Manislor. Dia tak pernah bosan untuk mengulang. Sehari bisa 5 kali dia mengaji iqra’. 30 menit setiap kali belajar. Jadi dalam sehari dia bisa menghabiskan 150 menit. Dan setiap mengawali mengakhiri belajar, dia selalu membaca doa untuk kedua orangtua. Dalam waktu belajar berarti 10 kali dia mendoakan orangtuanya. Belum lagi kalau shalat.

Alasan ayahnya tidak setuju dengan nisa pondok pesantren karena ayahnya tidak ingin keturunan-keturunannya keluar dari bahtera yang penuh nikmat. Nikmat yang paling utama dan gak semua orang bisa merasakannya adalah nikmat kenabian. Jadi, ayahnya ingin Nisa kembali ke asal. Ikut gaya hidup emak yang selalu melaksanakan seluruh ibadah fardhu dan sunnah. Bagi ayahnya, hidup satu rumah dengan emak sama saja seperti di ponpes. Bahkan lebih baik dari ponpes.

Ayahnya pernah cerita kepadaku saat aku masih lajang. Ayahnya sempat menyesal telah menikah dengan seorang perempuan yang baru bai’at karena ingin menikah dengannya. Sedangkan ayahnya Nisa keturunan dan seorang musi’. Awalnya ibunya Nisa aktif di organisasi. Ternyata berpura-pura pasti ada titik lelahnya. Saat anak ketiga lahir, ibunya kembali seperti dulu. Tak pernah menentang dengan lisan, tapi justru menentang dengan sikap. Seperti ikut kegiatan-kegiatan di luar organisasi, lebih prioritas dengan kegiatan sejenis efpei. Ayahnya Nisa tak menyalahkan ibunya Nisa. Semua salah ayahnya nisa. Dan beliau menasehatiku, agar tak sembarang memilih pasangan. Jangan asal membai’atkan seseorang karena pernikahan. Yang kasihan nanti anak-anak. Mereka akan kebingungan untuk ikut siapa. Jangankan sama yang bai’at karena pernikahan, yang jemaat keturunan saja kadang kita sering beda cara didik anak, dan akhirnya ribut. Ayahnya pun menasehatiku bahwa harus berhati-hati. Banyak yang ingin menghancurkan jemaat dari pernikahan. Mereka bai’at dengan modus menikahi anggota. Setelah punya anak, mereka akan kembali pada asalnya. Kalau lelakinya jemaat, bisa punya kekuatan untuk mempertahankan anak-anaknya. Sedangkan kalau perempuannya yang jemaat, pasti akan terbawa oleh suaminya, tapi keputusan terpahit yaa berpisah. Banyak sekali kejadia  yang telah terjadi. Namun jarang dari kita mengambil pelajarannya. Intinya gak enak hidup dalam dua peta. Tegasnya begitu kepadaku.

Sekarang, perlahan beliau membawa satu per satu anaknya ke Manislor. Nisa adalah anak yang paling dekat dengan ayahnya. Dan paling taat dengan perkataan ayahnya. Sering diajak dalam kegiatan-kegiatan jemaat.  Berbeda dengan dua orang saudara Nisa. Pengaruh ibunya sangat kuat melekat hingga darahnya. Kebenciannya terhadap jemaat sangat luar biasa. Aku pun tak paham, doktrin apa yang telah ditanamkan oleh ibunya hingga membentuk dua orang saudara Nisa yang seperti itu. Sekarang Nisa pun selalu berdoa agar ibu dan kedua saudaranya dilembutkan hatinya serta diberikan karunia untuk menerima kebenaran.

Aku semakin sayang kepada Nisa. Sama halnya seperti aku menyayangi adikku Sameera. Dia seorang anak kecil yang banyak sekali membawa hikmah kehidupan. Nisa adalah guruku. Yang mengajariku realitas kehidupan. Yang mengajariku bahwa pernikahan adalah pintu gerbang penentu maju mundurnya sebuah peradaban. Yang mengajariku arti sebuah kerja keras dan doa harus selaras. Yang mengajariku arti kesabaran dan ketulusan. Yang mengajariku bahwa hidup di dunia fana ini hanya sebentar. Yang mengajariku bahwa tak ada gunanya semua yang kita punya, tanpa belajar alquran. Dan banyak hal kain yang bisa aku pelajari dari seorang gadis kecil bernama Halimatunisa.

Terimakasih, Nisa. Kamu telah hadir di dalam kehidupanku, menambah warna dalam hari-hariku. Semoga Allah memberikanmu jodoh yang shalih yang berada dalam satu bahtera. Aamiin Allahumma aamiin.

Bagi teman-teman yang sudah terlanjur melangkah jauh, perbanyak istighfar dan berdoa agar pasangan dan anak keturunan diberikan karunia untuk menerima imam zaman yang membawa kebenaran. Semoga bukan kalian yang terseret arus akhir zaman. Berpegang teguhlah pada tali Allah agar kalian tidak terlempar dari bahtera nuh yang kokoh. Aku berdoa, semoga kalian diberikan kekuatan untuk membawa keluarga kalian berada dalam satu bahtera nuh di akhir zaman. Betapa indahnya hidup dalam satu peta yang sama. Berlimpah keberkahan yang tak akan pernah kita dapatkan di luar sana.

Dan bagi teman-teman yang masih lajang, atau memiliki saudara, anak, atau tetangga yang masih lajang; semoga kisah ini bisa menjadi pertimbangan untuk menentukan siapa pasangan kalian. Ingat, Allah tidak menjodohkan kita pada satu pilihan. Allah menawarkan pilihan-pilihan jodoh untuk kita di setiap level. Tinggal kita yang memantaskan diri ingin berada pada level yang mana. Pikirkan masa depan keturunan kita. Sebab menikah bukan hanya setahun dua tahun. Bukan hanya untuk mengejar kebahagiaan duniawi semata. Menikah itu ibadah kepada Allah, yang kita kejar adalah keberkahan dan ridha Allah. Selamat memilih dan dipilih. Semoga kalian mendapatkan jodoh yang satu peta dan membawa keberkahan dalam hidup kalian. Sekian.

image

(Konstalasi orion – 17022017 – 01.00 am)